Ini dia Video Clip dari Single terbaru Avengend Sevenfold, "Hail To The King"
Check it out! :D
Selasa, 20 Agustus 2013
Senin, 12 Agustus 2013
Gambar Editan
Lumayan buat di share nih, hasil editan photoshop ane gan! daripada jamuran di folder komputer :v
Check it out!!! :D
Reza with Susano'o (cool!!)
Uchiha Riandi wakakak
WTF? Cover Revolver Magazin kok jadi begini?
Tetangga gue, kasian yah hehehe
Ngakak :v
Nice quote by Achmad Fadlly
Patpat Uchiha! Ngeri loch...
Check, Ori dan Nanda abis dicunat
Heboh, si pengendali hujan, Rikudou Patpat!!
Muka Tempelan, greget wakakak
Kepala tempelan abis kecebur got wakakak
Fadlly van Persie (WTF?)
Cristiano Patpatdo (WTF)
And now, Cristiano Iqbaldo (WTF?)
TK Pendidikan IPS Reguler.
Kiri-kanan: Afriaji, Ikhsan, Muiz, Mahfud
Robby, Iqbal, Dimas. Cheers!!!
Iqbal lagi pidato kenegaraan. Wewwww :v
Rencana Mata Bulan Patpat Obito dan Reza Madara menghasut Arman Kakashi muehehehe
Minggu, 11 Agustus 2013
Gambar Tangan
Di postingan ini saya ingin berbagi hasil karya tangan saya yang kaku ini hehe. Hasil guratan dari pulpen ajaib yang menghasilkan goresan yang menurut saya luar biasa, maklum sudah begitu lama tidak menggambar hehe.
Gambar yang pertama adalah gambar Madara Uchiha. Uchiha Madara adalah karakter antagonis favorit saya di serial Anime Naruto Shippuden. Dengan pose dan ekspresi yang sangat cool, sangat menantang untuk menggambarnya. Rambut panjang yang terurai, dengan sudut lancip, terkibas deru angin padang pasir, memberikan kesan yang menakjubkan.
Check it out!
:D
Gambar kedua adalah Luis Suarez. Gambar ini memperlihatkan Suarez yang sedang menggigit sebuah apel dan mengaitkannya dengan logo perusahaan gadget ternama Amerika. Sedikit berbau sarcas memang :D. Moment saat melawan Chelsea yang memperlihatkan Suarez menggigit lengan Ivanovic, semakin membuat nama Suarez tenar di dunia maya sebagai bahan pokok sindiran berupa joke dan meme.
Check it out!
:D
Yang selanjutnya adalah jeng jeng jeng jeng, Uchiha Obito. Gambar ini memperlihatkan transformasi Uchiha Obito menjadi menyerupai Rikudou Sennin sang nenek moyang shinobi. Moment ini terjadi saat Obito menyerap Juubi, chapternya lupa chapter berapa. hehe. Terlihat Obito memiliki jubah dari tubuh Juubi dan memeiliki tongkat yang menyerupai tongkat Rikudou Sennin, mirip-mirip sama tongkatnya Tong Sam Cong gurunya Sun Go Kong si kera sakti yah :D :D :D
Kamis, 08 Agustus 2013
Malam Takbiran dan Manusia Gerobak
Latar: Jalan I Gusti Ngurah Rai,
Rabu, 7 Agustus, 10.30 PM
Secercah sinar hilal telah nampak dari bulan baru. Menandakan Ramadhan telah berakhir. Bulan yang penuh rachmat telah meninggalkan seluruh insan yang mencintainya. Malam 1 Syawal ditandakan dengan berkumandangnya gema takbir di berbagai penjuru. Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillailham~ Seraya setiap makhluk serentak bertakbir. Semua berbaur dalam suka malam takbiran. Semua bersyukur menyambut kemenangan, walau kesedihan menerpa dan berkaca pada realita, dihinggapi sendu Ramadhan telah berlalu.
Sorak sorai umat menggema ibu kota. Pawai takbiran di jalanan memenuhi sudut jalan yang kemarin-marin terlihat lengang ditinggal mudik warganya. Mulai dari sepeda motor, mobil bak terbuka sampai angkutan kota yang disulap menjadi mobil konvoi takbiran mewarnai malam takbir jalanan. Nampak pula polisi-polisi yang mengorbankan waktu berharga mereka bersama keluarga sedang bertugas mengamankan dan mengatur lalu lintas jalanan yang semrawut.
Di balik gemerlap suka malam takbiran, beberapa umat merasakan sesuatu yang tak dapat mereka gapai. Umat yang termarjinalkan kejamnya arus ibu kota. Mereka adalah orang-orang jalanan atau yang dengan bahasa kasarnya tenar sebagai 'manusia gerobak'.
Di Jalan I Gusti Ngurah Rai yang biasanya dipadati kendaraan setiap harinya, aku melihat fenomena yang sungguh mengetuk hati kecilku. Tepatnya di depan Lembaga Permasyarakatan Cipinang terlihat puluhan manusia gerobak yang sedang beristirahat. Di trotoar mereka melewati malam takbiran ini. Di pinggir jalanan yang dikotori debu dan asap knalpot, mereka bermandikan suara bising kendaraan. Gema takbir hanya samar-samar terdengar di sini. Entah apa yang persis mereka lakukan dan rasakan, aku hanya bisa mengamati secara kasat mata. Aku hanya bisa memandangi mereka dengan pandangan yang dikotori paham hedonisme. Aku hanya bisa berempati pada mereka. Mereka bak guru yang mengajari ku arti kata 'syukur'.
Wajah-wajah lesu, wajah-wajah murung sebagian besar mereka pasang. Terpancar aura penuh tekad menaklukan ibu kota. Terlihat mereka hanya memandangi pengendara yang berlalu lalang melintasi jalan I Gusti Ngurah Rai yang padat-lancar. Beberapa dari mereka bersenda gurau dengan keluarga, senyum kecil terlihat, tawa jenaka mereka perlihatkan, mereka berbaur dengan keluarga seakan mengisyaratkan, kebersamaan dengan keluarga adalah anugerah terindah yang diberikan Allah di malam Lebaran.
Baju baru yang kita dambakan di Hari Raya atau THR yang ingin kita dapatkan bagi mereka hanya angan-angan manis yang sulit mereka gapai. "Uang dari mana beli baju baru?" mungkin pertanyaan seperti itulah yang dominan mengisi kekosongan rejeki mereka. Mereka hanya berharap ada orang dermawan yang memberi mereka kenyataan dari angan yang telah mereka ciptakan.
Jangankan baju baru, alas kardus baru saja mereka sudah senang. Jangankan THR, seliter beras saja mereka sudah bahagia. Demi menyambung kehidupan diri sendiri dan keluarga terkasih, sang manusia gerobak berkeringat memperoleh nafkah, siang hingga malam mereka lewati dengan keringat penuh lelah. Mungkin banyak dari mereka yang mengalami hal yang sama 'puasa' di dua belas bualn dalam setahun. Sama halnya ketika puasa Ramadhan. Ramadahn sama halnya ketika hari-hari biasa yang mereka lewati dengan 'berpuasa'.
Mereka hanya tidur beralaskan kardus atau terpal kotor, berbeda dengan kita yang beralaskan empuknya kasur busa yang lembut. Mereka di kelilingi udara dingin menikam yang bertiup di setiap sudut jalan ibu kota. Hanya kehangatan kebersamaan keluarga yang mampu membuat mereka bertahan dari udara dingin yang membunuh tersebut. Mereka makan hanya dengan nasi bungkus yang didapat dari uang hasil kerja keras seharian, makan tiga kali sehari adalah hal yang tersier bagi mereka, berbeda dengan aku yang hanya sebagai anak yang makan hasil kerja orang tua, bahkan terkadang tak mensyukuri makanan yang telah disuguhkan. Sungguh fenomena miris dualisme yang terjadi dalam kehidupan.
Hidup memang sulit, penuh lika-liku rintangan yang setiap saat siap menghadang. Realita demi realita yang terjadi adalah fenomena biasa yang diluarbiasakan oleh orang-orang yang mau belajar arti hidup. Di tengah suka-cita pesta-pora pasti di tempat lain terjadi suka-duka rintih-tangis. Semua adalah hal biasa!
Manusia Gerobak mengajari kita apa arti hidup, bagaimana mengarunginya dan menaklukannya.
Manusia Gerobak mengajari kita tentang kehidupan lain di tengah hedonisme yang terjadi di perkotaan.
Manusia Gerobak mengajari kita kebersamaan dan pengorbanan tanpa kenal lelah demi keluarga sedarah.
Manusia Gerobak mengajari kita tentang rasa syukur yang sering kita remehkan dan acuhkan.
Tanpa kita sadari Manusia Gerobak adalah guru yang mengajari kita berbagai hal yang akan menuntun kita ke kehidupan yang lebih baik lagi.
Selasa, 06 Agustus 2013
Mudik
Mudik adalah istilah lain dari pulang kampung. Tapi, lebih jelas dan trendnya lagi, mudik adalah peristiwa dimana seseorang atau keluarga pulang ke kampung/kotanya dari kota dimana ia tinggal ataupun bekerja. Mudik merupakan fenomena yang telah berlangsung sejak bertahun bahkan berpuluh tahun di Indonesia. Entah kapan pastinya fenomena ini dimulai, tapi yang pasti, istilah 'mudik' populer dipakai dan didengar saat suasana Ramadhan dan Lebaran.
Mudik Sebagai Budaya
Budaya dapat diartikan secara awam yaitu sesuatu yang dilakukan manusia secara berulang-ulang. Dari kegiatan yang dilakukan berulang-ulang tersebut, manusia menciptakan kebudayaan masing-masing yang khas. Sama halnya seperti topik yang saya bahas ini, mudik merupakan suatu kebudayaan yang dimiliki oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia yang merasakan perantauan. Fenomena mudik, lazim kita lihat saat menjelang hari raya Lebaran. Dimana semua pemudik beramai-ramai meninggalkan kota perantauannya, dan pulang ke daerah asalnya atau daerah asal sanak saudara. Seperti yang telah saya tulis di prolog, entah kapan pastinya budaya mudik diketahui mulai dilakukan, atau mulai dilakukan saat Lebaran. Yang pasti, dimulai setelah si pemudik merantau. Betul tidak?
Mudik sebagai Kebutuhan
Mudik merupakan sarana silaturahmi dengan sanak saudara. Dengan mudik ke kampung halaman dan merayakan Lebaran bersama keluarga besar di kampung halaman, tampaknya menjadi suatu kepuasan lahir batin tersendiri bagi masyarakat yang melakukan mudik ini. Berjumpa dengan kakek-nenek, paman-bibi dan saudara lainnya, serta kawan-kawan lama saat kecil merupakan salah satu faktor mengapa seseorang mudik. Ya, suatu kebutuhan yang dapat memuaskan dahaga akan rasa rindu suasana kampung halaman, momen yang pas saat Lebaran, mudik ke kampung halaman, berkumpul dalam kebersamaan kekeluargaan dan kekerabatan, merupakan salah satu anugerah terindah yang diberikan Ilahi.
Mudik Sebagai Permasalahan
Dibalik kata mudik yang simple, terdapat beberapa permasalahan yang cukup kompleks. Ya, sering kali kita melihat di berita cetak maupun elektronik sering terjadinya kecelakaan. Dimana kecelakaan ini sampai merenggut korban, bahkan puluhan korban hanya dalam satu kali peristiwa kecelakaan. Permasalahan mulai dari human error, trafifc system yang semrawut dan berbagai permasalahn lainnya yang kerap kali memberi warna merah bagi fenomena mudik ini. Permasalahan transportasi menjadi sorotan utama bagi pemerintah dan masyarakat. Mungkin kita semua tau, sebagai masyarakat awam, yang hanya melihat dengan kasat mata atau dengan penglihatan yang sederhana, bahwa sistem transportasi di Indonesia memiliki tingkat standar keselamatan yang rendah.
Ya, kita semua berkata seperti itu karena melihat berbagai fakta di lapangan yang menggambarkan betapa suramnya sistem transportasi tanah air ini. Tingginya tingkat kecelakaan dan tingginya korban jiwa menjadi fact to judge dari permasalahan ini. Pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas dari pertransportasian di negeri ini. Kita sering bertanya-tanya, Kapan ya mudik bebas macet? atau, mana peningkatan atau pemutakhiran transportasi dari pemerintah? Anggaran demi anggaran dari APBN telah dikucurkan untuk peningkatan, namun tak kunjung menekan drastis tingkat kecelakaan. Aksi nyata untuk peningkatan kualitas transportasi dari pemerintah belum jelas terlihat. Apakah pemerintah masa bodo? Apakah dananya dikorupsi? atau aksi pemerintah tertutup kamera media? Sehingga rakyat tak tau menau. Ya inilah negeri ini, seperti peribahasa, gajah dipelupuk mata tak terlihat, sedangkan semut di seberang pulau nampak jelas. Ya, apa boleh buat, mungkin taqdir.
Permasalah lainnya yang juga menjadi sorotan serius pemerintah kota, terutama DKI Jakarta adalah arus balik. Nah, arus balik ini juga mengandung permasalah yang cukup kompleks. Memang bertolak belakang dengan mudik, namun tolak belakan itu berbuntut masalah. Kali ini tidak akan membahas arus balik dari segi transportasinya.
Pemudik yang kembali ke kota sering kali membawa sanak saudara, kerabat dan sejenisnya yang dulunya menetap di daerah. Fenomena ini disebut urbanisasi. Kaum urban menjadikan Ibu Kota sebagai tempat peruntungan mengais rejeki. Banyak yang berkata bahwa di Ibu Kota apa saja bisa di dapat, namun pada kenyataannya? You know what I mean. Pemda DKI sangat gencar memfilterisasi kaum urban ini, untuk menekan kepadatan penduduk tinggi di Jakarta. Selain permasalahan kepadatan penduduk, permasalahan kompleks yang lain mengikuti. Jakarta telah dipenuhi pengangguran, ditambah lagi kaum urban yang berbondong-bondong menyerbu Jakarta, entah berapa ribu orang yang menderita pengangguran. Terlebih lagi kaum urban yang tak memiliki skill dan pendidikan yang tinggi, akan menjadi sasaran empuk bagi hantu yang bernama pengangguran. Dari pengangguran lari ke permasalahan kemiskinan, dari kemiskinan lari ke peningkatan kriminalitas yang tinggi, dan segelintir permasalah-permasalah yang tak ada ujungnya. Ya, awalnya hanya dari mudik yang seakan menjadi induk permasalahan.
Selasa, 30 Juli 2013
So Far Away
Never feared for anything
Never shamed but never free
A laugh that healed the broken heart
With all that it could
Lived the life so endlessly
Saw beyond what others see
I tried to heal your broken heart
With all that I could
Will you stay?
Will you stay away forever?
How do I live without the ones I love?
Time still turns the pages of the book it's burned
Place and time always on my mind
I have so much to say but you're so far away
Plans of what our futures hold
Foolish lies of growing old
It seems we're so invincible
The truth is so cold
A final song, a last request
A perfect chapter laid to rest
Now and then I try to find
A place in my mind
Where you can stay
You can stay away forever
How do I live without the ones I love?
Time still turns the pages of the book it's burned
Place and time always on my mind
I have so much to say but you're so far away
Sleep tight I'm not afraid (not afraid)
The ones that we love are here with me
Lay away a place for me (place for me)
'Cause as soon as I'm done I'll be on my way
To live eternally
How do I live without the ones I love?
Time still turns the pages of the book it's burned
Place and time always on my mind
And the light you left remains but it's so hard to stay
When I have so much to say and you're so far away
I love you, you were ready
The pain is strong and urges rise
But I'll see you, when He lets me
Your pain is gone, your hands untied
So far away (so close)
And I need you to know
So far away (so close)
And I need you to, need you to know
Never shamed but never free
A laugh that healed the broken heart
With all that it could
Lived the life so endlessly
Saw beyond what others see
I tried to heal your broken heart
With all that I could
Will you stay?
Will you stay away forever?
How do I live without the ones I love?
Time still turns the pages of the book it's burned
Place and time always on my mind
I have so much to say but you're so far away
Plans of what our futures hold
Foolish lies of growing old
It seems we're so invincible
The truth is so cold
A final song, a last request
A perfect chapter laid to rest
Now and then I try to find
A place in my mind
Where you can stay
You can stay away forever
How do I live without the ones I love?
Time still turns the pages of the book it's burned
Place and time always on my mind
I have so much to say but you're so far away
Sleep tight I'm not afraid (not afraid)
The ones that we love are here with me
Lay away a place for me (place for me)
'Cause as soon as I'm done I'll be on my way
To live eternally
How do I live without the ones I love?
Time still turns the pages of the book it's burned
Place and time always on my mind
And the light you left remains but it's so hard to stay
When I have so much to say and you're so far away
I love you, you were ready
The pain is strong and urges rise
But I'll see you, when He lets me
Your pain is gone, your hands untied
So far away (so close)
And I need you to know
So far away (so close)
And I need you to, need you to know
Music & Lyric by : Avenged Sevenfold
Source : http://www.azlyrics.com/lyrics/avengedsevenfold/sofaraway.html
Senin, 29 Juli 2013
Tribute To Muhammad Ikhsan
Derai air mata
keluarga, sanak saudara, kerabat semua campur baur. Isak tangis yang mengiringi
kepergianmu, seakan membanjiri gumpalan awan ibu kota. Mengurai langit cerah
menjadi awan awan kelabu yang bergejolak di dalam setiap orang yang kau
tinggalkan. Sungguh hari yang membuat kaget seluruh orang yang mencintaimu,
yang tak percaya kau pergi begitu cepat ke haribaan Illahi.
Awan kelam
menyelimuti Priuk hari ini, walaupun hanya awan semu yang tak terlihat nyata,
kasat mata. Sirine mobil ambulance berbisik riuh, segelintir orang menyambut
mobil tersebut dengan berbagai ekspresi.
Aku dan kerabat
IPS menunggu di luar rumah, Nampak kerumunan orang memenuhi kediaman almarhum. Mulai
dari keluarga, sanak saudara, teman sekolah, dan tetangga, membaur dalam
kesedihan akan kepergianmu. Sejenak aku mem-flashback kenangan yang pernah aku
lakukan dengan almarhum. Sedih, tapi tak bisa menangis, mencoba ikhlas melepas
kepergian-Nya. Walau kami tak begitu akrab, tapi jujur aku mengaku sangat
kehilangan.
Bagaimana tidak?
Kita terikat dalam sebuah kelas yaitu P.IPS Reguler 2011, kelas yang dimana
almarhum begitu di senangi setiap kerabat di kelas, terlebih saat almarhum
menderita sakit yang serius, setiap elemen kelas merindukan kebersamaan bersama
almarhum. Kita pernah bersama mengikuti Pendidikan Karakter saat awal masuk
kuliah, dimana saat itu aku pertama kali tau cita-cita almarhum, yaitu ingin sekali
membangun desanya di Bima menjadi lebih maju, dengan pendidikan. Sungguh cita-cita
yang mulia. Dan mulai saat itu, cita-cita almarhum aku coba pahami dan entah
mengapa cita-cita almarhum menjadi influence bagiku. Aku menjadi semakin berkeras
hati membangun desa asal. Dan melebarkan cita-cita ku membangun peradaban di
daerah terpencil.
Begitu banyak
momen yang sulit terlupa, begitu banyak hal yang harus tercantum di memori
otak. Terlebih kami adalah rekan satu departemen di Pensora 2011/2012. Semangat
almarhum begitu membara bagai bara api yang berkobar. Menjalani amanah sebagai
staff Pensora. Kemudian kami juga disatukan dalam seksi kreasi PKMJ dimana aku
menjadi koordinatornya. Ya, aku sangat apresiatif terhadap almarhum, karena
memiliki kreatif spontanitas yang begitu tinggi, yang sangat membantuku dan
berkontribusi besar daam seksi kreasi. Partner kerja yang klop walaupun
hubungan kami memang tak seakrab rekan lainnya.
Selepas PKMJ
2012, itulah awal dari penderitaan kawanku ini, almarhum mengeluhkan sakit di
hampir semua persendian yang setelah divisum dokter terjangkit virus. Pengobatan
yang begitu lama almarhum jalani. Kami sebagai kawan setia menunggu kehadiranmu
di kelas, di tempat tongkrongan dan di ranah organisasi khusunsya Pensora. Saat
terpilih sebagai Kadept Pensora yang baru, aku berkeinginan memilih almarhum sebagai
wakil Kadept walaupun aku tau kau masih sakit dan butuh pemulihan. Saat kau menyarankanku
agar memilih staff yg lain saja, aku masih berkeras hati memilih dirimu sebagai
wakil, karena aku percaya kau akan cepat pulih, walau fisik tak mempuni, tapi
kau bisa menuangkan ide pikiranmu untuk Pensora. Lagi, dengan halus kau
menolak, dan beralasan ingin off dari HIMA. It,s okay sob, aku tak lagi
memaksa, selalu aku menanti kontribusimu walau tak lagi berlabel pengurus HIMA.
Flash back yang
sangat mengharukan, aku duduk termenung di depan rumah almarhum yang sangat
semrawut dikerubungi pelayat. Mengingat kejadian beberapa jam lalu saat aku dan
kawan-kawan melayat mu di rumah sakit, tepatnya di ruang jenazah. Kami datang
ke ruangan persemayamanmu, ku beranikan diri melihat wajahmu yang menampakan
raut yang sangat santai, bagaikan seluruh penderitaanmu telah hilang diangkat Sang
Kuasa. Kembali, diri ini sangat sedih tapi tak dapat menangis, hati seakan
merinding, sampai bulu kudu menggetar. Sempat tak percaya, dan bertanya dalam
hati. Ya Allah, apakah secepat itu? Sahabatku mati muda, aku sempat iri, dan
berkeinginan ingin wafat di bulan yang penuh barokah ini, bulan suci Ramadhan. Engkau
pasti merencenakan yang terbaik untuk almarhum. Aku sempat berencana ingin
menjenguk mu di hari Senin, dan terlintas dalam benakku saat sedang bersantai
di rumah, ingin memberimu jersey bola sebagai hadiah dan semangat nyata ku
untuk almarhum. Tapi semua begitu cepat berlalu. SMS demi SMS masuk ke inbox
yang berisikan kau telah tiada. Sungguh begitu shock, dan bergegas ke kampus
untuk kumpul dan lanjut melayat ke rumah sakit.
Di ruangan
tunggu kami menunggu. Menunggu info selanjutnya almarhum kapan dan dimana di
semayamkan. Berkali-kali hati ini bergetar, mengingat dan membayangkan wajah mu
yang tampak tak merasakan sakit sedikit pun. Senyuman mu yang khas membuat ku
tersenyum dalam kesedihan. Sampai saat dimana jasad mu akan di bawa ke
ambulance, aku berinisiatif membopongmu bersama kawan dan keluarga serta
petugas. Kuu pegang kakimu yang ditutupi kain putih. Ku angkat perlahan secara
bersamaan, terasa ringan. Subhanallah, sebuah momen yang sangat berarti bagiku.
Iring-iringan ambulance
tumpah riuh ke jalanan. Mobil ambulance dengan sirine yang khas melesat cepat
menuju tempat peristirahatan almarhum, TPU Karet Bivak. Setiba di lokasi, kami
masih harus menunggu keluarga yang berpulang yang masih di jalan. Kembali aku
duduk di kuburan sembari mengingat apa saja yang telah kami lewati bersama. Berbagai
hal terlintas otomatis dan otomatis pula hati bergetar. Seraya aku berpikir, ya
aku akan tidur tenang kembali ke tanah seperti yang akan kawan ku ini lakukan. Hotel
abadi yang akan ku inapi saat jiwa ku telah berada di tangan-Mu Ya Rabb saat
dimana daun yang tertulis namaku di Arsy-Mu tumbang dari tangkainya.
Saat prosesi pemakaman,
isak tangis kembali mengiring almarhum yang terbalut kafan yang diangkat
bersama oleh sanak keluarga, ali ini lebih hebat lagi. Mengharukan sekali, aku
hanya bisa berdoa dan sesekali menghisap ingus cair dari hidung, tapi tetap
saja tak ada air mata yang jatuh, hanya membasahi kornea ku saja. Sempat ku
rekam menit-menit prosesi pemakamanmu walau aku segan melakukannya, tapi aku
ingin selalu mengenangmu lewat video yang aku rekam. Kumandang adzan telah terlantun mengikhlaskan
kepergianmu, diikuti iqamat yang menggetarkan jiwa. Ini merupakan pertama
kalinya aku menghadiri pemakaman temanku sendiri. Aku berpikir, apakah saat aku
mati, apakah akan banyak yang mengiringiku? Wallahuallam. Dan prosesi demi
prosesi pemakaman selesai, beberapa orang meninggalkan tempat peristirahatan
almarhum dengan kesedihan mendalam. Ini merupakan momen terakhir aku dan
kerabat bersama almarhum, mengantarkan almarhum ke peristirahatan abadinya. Peristiwa
yang akan banyak aku alami atau mungkin tak ku alami karena aku yang dipanggil
duluan, Wallahuallam.
Selamat jalan
kawanku tercinta. Bersemayamlah dalam damai, kini tak ada lagi sakit yang perlu
kau rasakan. Kami berharap kau menunggu kami di surga, sambil memonitoring kami
di dunia yang fana ini. Jika rindu menyerang kami, datanglah dalam mimpi kami,
bawalah kami merasa lebih damai melepas kepergianmu.
MUHAMMAD IKHSAN
BIN MUHAMMAD NUR
WAFAT 28 JULI
2013
Selasa, 23 Juli 2013
Ormas dan permasalahannya
Kita masih ingat tentang berita yang sempat
membuat heboh media waktu lalu. Salah satu pengurus FPI yang diundang di salah
satu stasiun TV swasta membuat ulah dengan menyiram segelas air muka salah satu
dosen UI yang juga diundang oleh stasiun TV tersebut. Pengurus tersebut
berdalih, dosen tersebut membela kezionisan dan kemaksiatan dan tak gentar akan
melakukan hal yang lebih buruk lagi kepadanya. Ya ya ya, apakah dengan cara
seperti itu pak? Apa lagi ini diliput secara live di TV. Sungguh tindakan yang
tidak terpuji. Bagaimana pun juga , walau kemaksiatan merajalela dimana-mana,
harusnya kita mengatasinya dengan cara yang cerdas, tepat dan sesuai ajaran
agama.
Menjelang dan memasuki bulan Ramadhan ini, berbagai Ormas
Islam beraksi memberantas kemaksiatan. Namun, ada sesuatu yang sangat menjadi
sorotan media kali ini. Kembali, ormas yang saat ini dilabeli ormas garis keras
oleh masyarakat menjadi sorotan berbagai media maupun masyarakat Indonesia. Siapa
lagi kalau bukan FPI (Front Pembela Islam) yang kali ini tersorot di Kendal
tepatnya Kecamatan Sukorejo. Waduh, bisa-bisa resmi dibubarin nih FPI.
Menurut laporan Liputan6.com FPI menjadi bulan-bulanan
warga Sukorejo. Kali ini, puluhan anggota FPI terlibat bentrok dengan warga di
Kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Pada Kamis 18 Juli yang lalu, puluhan
anggota FPI dikejar-kejar massa di Sukorejo itu. Warga yang marah mengepung mereka di Masjid Sukorejo. Gara-garanya,
rombongan konvoi FPI menabrak warga hingga tewas. Tak hanya mengepung, warga juga merusak dan membakar mobil yang
digunakan anggota FPI berkonvoi.
Sukorejo pun mencekam Kamis malam itu. Pengepungan
berlangsung sampai malam. Sekitar 27 angota FPI tetap bertahan di dalam masjid,
terisolasi. Dengan penuh ketegangan, polisi akhirnya mengevakuasi para anggota FPI itu dalam kegelapan, supaya tak ada
serangan dari warga. Sebanyak 27 anggota FPI digelandang ke Mapolres Kendal.
Mereka diperiksa. Akhirnya, 3 anggota FPI menjadi tersangka setelah bentrokan itu. Soni Hariono
(38) yang menjadi sopir mobil yang dibakar dijadikan tersangka kecelakaan lalu
lintas. Soni kemudian diklaim bukan anggota FPI. Dua lainnya, Satrio Yuwono
(22) dan Bayu Agung Wicaksono (28) dijadikan tersangka atas kepemilikan senjata
tajam. Belakangan, polisi juga
menetapkan 4 warga sebagai tersangka atas
perusakan mobil rombongan FPI.
Aduh-aduh FPI kian hari semakin menjadi-jadi
aja ya, saya agak bingung dengan ormas ini, saya sebenarnya sangat mendukung
aksi mereka memberantas maksiat di bumi Indonesia, tapi dengan cara yang halal
dan tak melenceng dengan ajaran agama. Banyak kasus FPI ini melakukan sweeping
tanpa izin atau koordinasi dari petugas berwenang, dan sangat sering berakhir
anarkis dan ricuh dengan warga.
Dari ulasan berita di atas, yang tak dapat
diterima tentu saja 2anggota FPI yang membawa senjata tajam saat sweeping. Sudah
jelas sekali ini sangat tidak ditoleril. Katanya FPI adalah ormas yang
menjunjung tinggi kaidah Islam, toh saat memberantas kemaksiatan membawa
senjata tajam. Apakah dengan kekerasan semua akan selesai? Kita pasti berpikir,
ini ormas atau sekumpulan preman yah? Apakah di kubu FPI diperbolehkan membawa
senjata tajam, atau memang hanya anggotanya saja yang perilakunya seperti itu? Tentu
saja kita tidak bisa menjudge hanya dengan apa yang kita lihat. Dari sekitar
20an anggota FPI yang digelandang 2 di antaranya membawa senjata tajam. Hmm,
miris memang. Mungkin pembaca sekalian bisa menganalisis ya.
Bagaimana penyelasaian permasalah tentang
anarkisme yang dilakukan ormas ini? Banyak yang berpendapat, sudah bubarkan
saja FPI, Cuma mencoreng Islam aja. Tapi, apakah hanya dengan cara itu? Kalau FPI
dibubarkan, ajaran-ajaran FPI belum tentu hilang di dalam diri anggotanya, dan
bisa jadi mereka mendirikan organisasi baru dan gencar mengkader dan memasukan
paham-paham yang melenceng. Saya mungkin sedikit memahami apa yang FPI rasakan sebagai ormas
yang dibenci masyarakat. Mereka mencoba teguh pada kaidah Islam dan terus
gencar memberantas maksiat, tentu saja mereka tertekan saat seluruh penjuru
tanah air mengecam ulah mereka.
Mungkin himbauan dan koordinasi dengan
petugas keamanan bisa mencegah anarkisme ormas. Pemimpin bangsa ini juga harus
tegas memberdayakan segaa sector yang berhubungan dengan keamanan dan
kemasyarakatan. Pemberantasan paham anarkisme harus gencar dilakukan. Ini sangat
melekat di dalam diri masyarakat Inodnesia yang gemar tawuran. Kembali lagi,
mungkin persatuan antar ormas Islam dapat mengintegrasikan kaidah Islam agar
tak lagi muncul fanatisme dan anarkisme yang tentu saja melebar dari ajaran
Islam.
Akan lebih baik lagi kita sebagai masyarakat
juga mampu bekerja sama dengan ormas-ormas tersebut, jika kita melihat suatu
kemaksiatan dan kebatilan di lingkungan kita harus kita basmi sampai ke
akar-akarnya. Toh, kalau masyarakat yang bertindak sendiri, ormas tak akan
turun tangan. Terlebih lagi mereka atau masyarakat bisa bekerja sama memberantas
kemaksiatan, tentu saja dengan jalan damai.
Minggu, 21 Juli 2013
My Allegro, My First Love
Pada postingan ini, saya akan mengulas tentang gitar pertama saya yang saya banggakan dan selalu menemani saya di hidup yang suram ini :D
Pertama kali dikasih gitar oleh bunda tercinta saat tahun 2004 atau pas kelas 6 SD. Seinget saya, karena memang saya meminta nya. Hehe. Pada awalnya saya memang berandai-andai bisa jago memainkan gitar dan jadi gitaris hebat seperti Moldy 'Radja' yang saat itu saya idolakan.
Iri melihat teman jago memetik gitar, saya pun tak mau kalah. Gitar pertama dengan label 'Allegro', masih terawat sampai sekarang, meskipun didapat dalam kondisi second. Kualitas suaranya tak berubah walau sudah 9 tahun umurnya bersama saya.
Namun, entah kenapa hasyrat belajar gitar hilang seketika saat gitar sudah dimiliki. Rasanya sudah tak tertarik mempelajarinya. Na'as memang nasibmu Allegro, hanya menjadi pajangan selama 5 tahun, meskipun ada teman yang suka meminjamnya.
5 tahun hanya menjadi benda kepemilikan tanpa sentuhan terampil memainkan, itulah gitar Allegro saya. Awal 2009 merupakan batu loncatan saya mempelajari gitar. Tiba-tiba saja ingin memainkan gitar itu. Dengan memulai menyamakan bunyi senar yang terdengar sebagai melodi lagu. Kunci dasar aja belum bisa, tapi udah mau main melodi, benar-benar meloncati proses. Hehe
Yap, kembali lagi, hasyrat klasik, 'teman sebagai batu loncatan' membuat saya termotivasi belajar gitar. Sebut saja dia B dan A, teman sekelas yang bisa dibillang handal bermain si enam senar. A skillnya masih medioker, kalo B udah Expert, doi anak band.
Berhenti membahas mereka, kembali ke proses belajar! Hehe
Karna tak tertarik berguru dengan mereka, saya pun berguru dengan internet, yap, 'guru spiritual dunia maya'. Saya sering ke warnet browsing tentang chord dasar dan memilah web apa yang grafik chordnya bisa di copas ke Ms. Word. Selain itu tak lupa meng-copas lirik beserta chordnya sebagai bahan belajar.
Saat itu saya sangat suka dengan Band Metal dari AS yang trend digandrungi anak muda, dan teman-teman sekolah saya, Avenged Sevenfold. Dengan lagu yang populer seperti Dear God, Seize The Day, A Little Piece of Heaven dll. Memang tepat mempelajari musik yang disuka walaupun itu sulit, ya iyalah genre meeka Metal, walaupun ada beberapa lagu mereka yang berbau ballad.
Niat ingin bisa gitar saya sangat kuat, setiap hari di satu minggu full saya pantengin komputer untuk belajar chord gitar. Saya selalu teringat perkataan bokap, "coba kamu bisa main gitar, pasti bapak tidur nyenyak. Seingat saya, butuh waktu sekitar 5 hari untuk saya menghafal kunci dasar, walaupun saya belajar gitar 3-5 jam per hari, maklum saya orangnya pelupa.
Saya lupa pertama kali main lagu apa, hehe. Seingat saya ada beberapa lagu yang pertama kali saya pelajari diantaranya Dear God, MIA, Seize The day (Avengend Sevenfold), Who Says You Can (Bon Jovi), My Love (Westlife), Jika Itu yang terbaik (Ungu) dan Your Love Is A Lie (Simple Plan).
Ya kira-kira 1 bulan lancar main gitar, puas juga sih bisa main gitar hehehe.
Thank you so much Allegro! :)
Langganan:
Postingan (Atom)